Memaksimalkan Peran Humas di Lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh: Bpk Ari Prabowo Zahwan
A.
Pendahuluan
Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh
proses pendidikan di sekolah termasuk tersedianya dana maupun sarana dan
prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga dan atau
masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
pemerintah, sekolah, keluarga dan masyarakat. Ini berarti mengisyaratkan bahwa
orang tua murid dan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi,
turut memikirkan dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. Bentuk dukungan ini bisa beragam dan sangat situasional tergantung
kepada bantuan seperti apa yang diperlukan oleh sekolah.
Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam
pendidikan di sekolah merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang
baik, artinya sejauh mana masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan
di sekolah adalah indikator terhadap manajemen sekolah yang bersangkutan.
Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan ini merupakan sesuatu yang esensial
bagi penyelenggaraan sekolah yang baik. Tingkat partisipasi masyarakat dalam
proses pendidikan di sekolah ini nampaknya memberikan pengaruh yang besar bagi
kemajuan sekolah, kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di
sekolah.
Sementara
fungsi eksternal Humas lebih bersentuhan dengan pihak luar, khususnya yang
berkompeten. Departemen Pendidikan Nasional pernah mengeluarkan job description Humas di sekolah. Tugas
Humas eksternal seperti membina, mengatur dan mengembangkan hubungan dengan
komite sekolah, membina pengembangan antara sekolah dengan lembaga
pemerintahan, dunia usaha dan lembaga sosial lainnya.
Konsep Dasar
Hubungan Lembaga Paud dengan Masyarakat
Latar
belakang pentingnya hubungan masyarakat adalah untuk memperoleh dukungan secara
menyeluruh pada semua bidang pendidikan, tidak terkecuali untuk lembaga PAUD.
Maraknya perkembangan lembaga PAUD menuntut keterlibatan dari berbagai pihak,
sehingga dapat memajukan lembaga pendidikan PAUD terutama yang berbasis
masyarakat di mana di lapangan berjumlah lebih dari 80%. Humas adalah suatu
kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara lembaga dan masyarakat dengan
tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis,
serta dukungan (goodwill) secara sadar dan sukarela. Kegiatan humas yang
dilaksanakan lembagalembaga pendidikan atau badan-badan penyelenggara
pendidikan dimaksudkan untuk mengabdi pada kepentingan pendidikan. Kemudian
kegiatan itu disebut humas pendidikan. Khusus di sekolah, kegiatan tersebut
dinamakan publisitas sekolah.
Kegiatan humas pendidikan atau lebih konkret
hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki latar belakang pemikiran yang tidak
berbeda dengan kegiatan humas pada umumnya. Oleh karena itu, proses kegiatan
dan asas penting dalam kehumasan perlu memperoleh perhatian semestinya apabila
sekolah melakukan hubungan dengan masyarakat. Hubungan masyarakat yang
dilakukan oleh lembaga PAUD dengan stakeholders berlangsung dalam suasana yang
saling membutuhkan sehingga efektifitas keberhasilannya besar. Hal itu juga dilandasi
pentingnya sinergi berkelanjutan antara lembaga pendidikan anak usia dini
dengan masyarakat. Bentuk-bentuk sinergi yang dapat dilakukakan antara lain :
1.
Sumber daya manusia.
2.
Pengembangan model pembelajaran di PAUD
3.
Pendanaan kegiatan.
Teknik dan
Bentuk Hubungan Lembaga Paud dengan Masyarakat
Beberapa
teknik yang lazim dipergunakan sebagai salah satu media dalam pelaksanaan
hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat yang umum dan memungkinkan untuk
dilaksanakan di sekolah.
1.
Siaran Radio
Siaran radio
sebagai sarana penyebaran informasi memiliki keunggulan dalam luasnya wilayah
penyebaran informasi yang dapat dijangkau dalam waktu yang bersamaan. Dengan
demikian dalam waktu yang singkat dapat disebarkan informasi kesemua pelosok
pedesaan. Tetapi ada beberapa kelemahan siaran radio sebagai media penyebaran
informasi khususnya yang berkaitan dengan program pendidikan. Kelemahan siaran
radio adalah perlunya program yang terencana dengan baik dengan mengetahui pula
khalayak sasarannya sehingga media ini semakin efektif.
2.
TV
TV Lokal
mempunyai keunggulan karena luasnya wilayah yang dapat dijangkau oleh siaran
dan mampu menjangkau semua wilayah
pedalaman/perdesaan serta cukup menarik. Tetapi ada beberapa kelemahan seperti
tidak semua masyarakat sasaran (masyarakat miskin), memiliki pesawat TV,
Sulitnya membuat kemasan acara yang benar-benar menarik masyarakat .
3.
Sticker dan
Kalender.
Sticker yang berisikan pesan-pesan singkat dan
promosi tentang sekolah dan poster- poster menarik dan lucu merupakan media yang sangat efektif untuk
digunakan sebagai media penyebaran informasi.
Karena
sticker ditempatkan/ditempel oleh anak-anak/masyarakat yang menjadi sasaran di
berbagai tempat yang mudah dilihat (seperti : di rumah, mobil, sepeda motor,
sepeda, kapal, perahu dll), maka frekwensi dan intensitas interaksi media
dengan masyarakat sasaran menjadi lebih banyak dan intensif.
4.
Poster
Media Poster
sebagai media penyebaran informasi akan sangat efektif untuk mencapai khalayak sasaran melalui distribusi dan
penempatan yang sangat fleksibel.
Poster
dapat ditempatkan ditengah-tengah masyarakat seperti pasar, (sebagai tempat
pertemuan mingguan masyarakat pedesaan), kantor pelayanan masyarakat desa
(kantor Kepala Desa, Rumah RT dsb), bahkan dapat diberikan langsung ke
rumah-rumah sasaran, serta tempat-tempat lainnya. Dengan demikian poster
diarahkan untuk mencapai khalayak sasaran sebagai berikut:
a.
Masyarakat/orang tua yang memiliki anak usia
sekolah
b.
Tokoh masyarakat dan tokoh agama.
c.
Institusi-institusi masyarakat seperti
tempat pengajian, langgar, mushola dan masjid.
d.
Kantor Pelayanan Masyarakat (Sekolah-sekolah
dan kantor pendidikan di Kabupaten/Kodya dan Kecamatan.
5.
Perlombaan
Perlombaan
merupakan kegiatan yang cukup menarik bagi anak-anak usia sekolah di pedesaan,
hal ini akan mampu membuat dan meningkatkan motivasi anak berkompetisi secara
sehat, seperti lomba kerapihan berbusana, lomba keterampilan bagi anak dan
sebagainya. Hal ini sangat mendorong para siswa untuk berkompetisi dan memacu
kemampuannya baik secara individu maupun secara kelompok yang mengatasnamakan
sekolah. Untuk itu maka kegiatan perlombaan perlu didesain secara tepat dan
dilaksanakan sasaran dengan sasaran yang tepat, waktu yang tepat dan substansi
yang akurat. Kegiatan-kegiatan perlombaan yang cukup menarik dan disaksikan
oleh orang banyak (termasuk orang tua/masyarakat) adalah sebagai berikut:
6.
Leaflet
Leaflet
sebagai salah satu media untuk menyebarkan informasi, merupakan salah satu cara
yang cukup efektif. Sebab dengan media ini informasi dapat diberikan secara
lebih jelas dan lengkap. Di samping itu apabila media ini diberikan kepada
Tokoh masyarakat, tokoh agama, orang tua dan tokoh-tokoh lainnya, akan menjadi
bahan informasi yang jelas agar mereka dapat menjelaskan secara lengkap tentang
program belajar atau program
sekolah/pendidikan kepada masyarakat sasaran. Dengan demikian mereka merupakan
kepanjangan tangan Depdiknas, sekolah atau institusi pendidikan dalam
menyebarlusakan informasi secara benar
dan lengkap.
7.
Dialog
dengan Masyarakat (Pertemuan Sekolah dengan Masyarakat/ Orang Tua Murid)
Dialog
langsung ini dapat dilakukan dengan orang tua murid, tokoh masyarakat dan atau
tokoh agama serta tokoh pendidikan lainnya tentang program belajar dan program
sekolah, lebih-lebih yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan baru yang
diambil oleh pemerintah/sekolah, yang akan berakibat pada orang tua.
8.
Kunjungan ke
Rumah (Home Visit)
Home visit
merupakan salah satu cara dalam melaksanakan hubungan sekolah dengan
masyarakat/orang tua murid yang dapat mempererat hubungan antara sekolah dengan
orang tua murid. Melalui kunjungan ini ada beberapa manfaat yang diperoleh
yaitu:
a.
Sekolah mengenal situasi yang sebenarnya
baik dari orang tua murid maupun dari siswa secara langsung. Hal ini dapat
berfungsi sebagai cross chek bagi sekolah mengenai kondisi, karakter maupun
kepribadian dan perilaku belajar anak di rumah.
b.
Orang tua murid akan mendapat keterangan
yang sebenarnya tentang anaknya di sekolah, yang berkenaan dengan: hasil
belajarnya, tingkah laku dan pergaulan di sekolah, kehadiran di sekolah,
prestasi non akademik dan lain sebagainya.
c.
Sekolah akan memperoleh data dan gambaran
yang lengkap dan akurat tentang siswa di rumah, sikap orang tua siswa dalam
kehidupan di rumah atau pola pergaulan dalam keluarga.
d.
Sekolah akan memperoleh data tentang
kebutuhan orang tua akan pendidikan anaknya di sekolah, beserta berbagai
harapan yang mereka inginkan terhadap sekolah.
Informasi-informasi
tersebut sangat diperlukan, baik oleh sekolah maupun bagi orang tua murid dan
keluarganya dalam upaya membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa
dalam belajar.
9.
Partisipasi
Sekolah dengan Masyarakat Lingkungan
Sekolah
dapat berpartisipasi dengan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang
bersifat umum, misalnya turut kerja bakti, gotong royong kebersihan lingkungan
dan sebagainya. Melalui kegiatan ini akan dapat menciptakan saling pengertian antara
sekolah dengan masyarakat setempat. Adanya saling pengertian ini akan
membuahkan tumbuhnya saling membantu.
10. Surat Kabar/majalah
Surat
kabar/majalah merupakan media informasi yang dapat disebarkan keberbagai pihak,
institusi maupun sasaran lainnya secara luas. Melalui surat kabar sekolah ini
banyak informasi yang dapat diberikan/disosialisasikan kepada berbagai
sasaran.
Penggunaan
surat kabar sekolah sebagai media memberikan informasi kepada masyarakat
memberikan nilai tambah yang besar, tidak hanya memberikan informasi kepada
masyarakat sekolah dan orang tua/masyarakat umum tentang sekolah, tetapi juga
memberikan nilai tambah bagi siswa khususnya dalam meningkatkan kemampuan
menulis melalui latihan sebagai penulis/wartawan kecil. Hal ini mendorong siswa
untuk banyak membaca dan menggunakan bahasa secara baik dan benar.
Bentuk
Dukungan Masyarakat
Untuk
melibatkan masyarakat dalam peningkatan mutu sekolah, maka para manajer sekolah
(kepala sekolah) sudah seharusnya aktif menggugah perhatian masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan
sebagainya untuk bersama-sama berdiskusi atau bertukar pikiran untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah sambil memikirkan apa dan bagaimana
seharusnya kegiatan dan program kerja di masa depan.
Komunikasi
tentang pendidikan kepada masyarakat tidak cukup hanya dengan informasi verbal
saja, tetapi perlu dilengkapi dengan pengalaman nyata yang ditunjukkan kepada
masyarakat agar timbul citra positif tentang pendidikan di kalangan mereka, sebab masyarakat pada umumnya ingin
bukti nyata sebelum mereka memberikan dukungan. Bukti itu dapat ditunjukkan
berupa pameran hasil produk sekolah, tayangan keberhasilan siswa sebagai juara
cerdas cermat, juara olah raga, tayangan penemuan inovatif produktif siswa dan
sekolah dan sebagainya.
Yang menarik
bagi masyarakat sebenarnya adalah apabila sekolah sanggup mencetak lulusan yang
siap pakai. Lulusan yang bermutu (misalnya sebagian besar siswanya dapat
melanjutkan sekolah ke sekolah yang lebih tinggi dan berkualitas).
Beberapa
contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan ialah:
1.
Mengawasi perkembangan pribadi dan proses
belajar putra-putrinya di rumah dan bila perlu memberi laporan dan
berkonsultasi dengan pihak sekolah. Hal memang agak jarang dilakukan oleh orang
tua murid, mengingat kesibukan bekerja atau karena alasan lain. Tetapi hal ini
perlu ditingkatkan peran serta masyarakat untuk terlibat dalam pengawasan
anak-anak mereka. Kenakalan anak sekolah dan lainlain yang terjadi selama ini
antara lain akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan pada saat anak berada di
luar sekolah.
2.
Menyediakan fasilitan belajar di rumah dan
membimbing putra-putrinya agar belajar dengan penuh motivasi dan perhatian. Hal
ini sering menjadi masalah bagi orang tua murid, khususnya dalam fasilitas
belajar dan membimbing anak.
3.
Menyediakan perlengkapan belajar yang
dibutuhkan untuk belajar di sekolah (sekolah)
4.
Memberikan umpan balik kepada sekolah
tentang pendidikan, terutama yang menyangkut keadaan putra-putrinya. Umpan
balik dari orang tua tentang keadaan yang sebenarnya putra-putrinya sangat
jarang dilakukan, karena mereka beranggapan akan mempengaruhi penilaian sekolah
dan guru tentang anaknya.
5.
Bersedia datang ke sekolah bila diundang
atau diperlukan oleh sekolah. Upayakan memberikan keyakinan kepada orang tua
bahwa kedatangan mereka sangat penting untuk kemajuan anaknya di sekolah, dan
hindarkan permintaan sumbangan dalam bentuk uang sebagai pokok persoalan yang
dibahas apabila mengundang orang tua murid, lebih-lebih pada sekolah yang orang
tuanya sebagian terbesar adalah masyarakat menengah ke bawah.
6.
Ikut berdiskusi memecahkan masalah-masalah
pendidikan seperti sarana, pra sarana, kegiatan, keuangan, program kerja dan
sebagainya.
7.
Membantu fasilitas-fasilitan belajar yang
dibutuhkan sekolah dalam memajukan proses pembelajaran.
8.
Meminjami alat-alat yang dibutuhkan sekolah
untuk berpraktek, apabila sekolah memerlukannya
9.
Bersedia menjadi tenaga pelatih/nara sumber
bila diperlukan oleh sekolah
10.
Menerima para siswa dengan senang hati bila
mereka belajar di lingkungan masyarakat (praktikum misalnya)
11.
Memberi layanan/penjelasan kepada siswa yang
sedang belajar di masyarakat
12.
Menjadi responden yang baik dan jujur
terhadap penelitian-penelitian siswa dan sekolah
13.
Bagi ahli pendidikan bersedia menjadi
ekspert dalam membina sekolah yang berkualitas
14.
Bagi hartawan bersedia menjadi donator untuk
pengembangan sekolah
15.
Ikut memperlancar komunikasi pendidikan
16.
Mengajukan usul-usul untuk perbaikan pendidikan
17.
Ikut mengontrol jalannya pendidikan (kontrol
sosial)
18.
Bagi tokoh-tokoh masyarakat bersedia menjadi
partner manajemen pendidikan dalam mempertahankan dan memajukan sekolah
19.
Ikut memikirkan dan merealisasikan
kesejahteraan personalia pendidikan.
Proses
Kegiatan Humas
Pada
dasarnya proses kegiatan humas dapat ditempuh melalui lima tahap, yaitu.
1). persiapan;
2). pelaksanaan;
3). pengecekan
tanggapan masyarakat;
4). penilaian dan
pengontrolan hasil;
5). pemberian saran
kepada pimpinan.
1).
Tahap Persiapan
Pada
tahap pesiapan petugas humas mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan tugasnya, meliputi bahan informasi (message)
yang akan disampaikan kepada publik media yang akan digunakan, rumusan tentang
maksud dan tujuan yang ingin dicapai, serta fasilitas yang dibutuhkan, antara
lain waktu, tempat, dan sarana penunjang lainnya.
Langkah pertama adalah mempersiapkan bahan
informasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data atau bahan-bahan penting
mengenai suatu instansi atau lembaga. Pada dasarnya data atau bahan di sekolah
berkisar pada data sarana fisik, kepegawaian (guru), kesiswaan, pelaksanaan
kurikulum, prestasi belajar siswa, kondisi keuangan sekolah, serta hambatan
atau berbagai persoalan yang sedang dihadapi.
Sebelum melakukan kegiatan humas, petugas
harus menyiapkan dan menguasai seluruh data mengenai hal-hal tersebut di atas.
Data yang dipilih tentu saja data yang memiliki relevansi dengan tema, maksud,
dan tujuan kegiatan humas yang akan dilakukan sekolah. Tanpa penguasaan bahan
informasi yang bersangkutan, dikhawatirkan petugas humas akan berhenti dan
tidak dapat berbicara di depan publiknya, baik lesan maupun tertulis melalui
media cetak.
Untuk menunjang kelancaran kegiatan humas,
data dan bahan informasi harus dikumpulkan selengkap mungkin. Hal itu disebut
fack finding, yan bersumber pada lembaganya sehingga kita tidak akan kerepotan
seandainya pihak luar sewaktu-waktu memerlukan data untuk merealisasikan suatu
kerjasama.
Langkah kedua adalah menentukan media yang
akan digunakan. Terdapat dua kemungkinan media yang dapat dipilih, yakni media
cetak (printed media) dan media elektronik (electronic media). Media cetak
dapat berupa selebaran, pamflet, folder, buletin, majalah, jurnal, surat kabar,
dan spanduk, sedangkan media elektronik, misalnya televisi, film, slide, dan
radio. Akan tetapi, terdapat juga kegiatan humas yang tidak memerlukan media.
Kegiatan itu disebut kegiatan langsung atau tatap muka (face to face). Dalam
kegiatan tatap muka, petugas humas memerlukan sarana atau fasilitas khusus yang
harus dipersiapkan sebelumnya, misalnya ruang pertemuan, pengeras suara, tape
recorder, proyektor, slide, film, tustel, papan tulis, daftar hadir, kartu,
bagan, skema, dan bahan informasi yang telah distensil atau dicetak, yang
relevan dengan kepentingan tatap muka.
Apabila media cetak, misalnya surat kabar,
dipilih sebagai media komunikasi dengan masyarakat, hal-hal yang harus
diperhatikan petugas humas, antara lain mengumpulkan data sebagai bahan
informasi, menyusun bahan secara sistematis (tertulis, serta mengetik dan
mengonsultasikan bahan kepada pimpinan lembaga bersangkutan. Jika pimpinan
telah menyetujui isi informasi yang akan disebarluaskan melalui surat kabar,
kemudian petugas humas mengirimkan informasi tersebut kepada redaksi surat
kabar dengan permohonan untuk dimuat. Dalam hal pimpinan lembaga, instansi,
atau kepala sekolah merangkap sebagai petugas humas, konsultasi dengan pimpinan
tidak diperlukan. Sementara itu, untuk media cetak lainnya, persiapan yang
harus dilakukan tidak banyak berbeda. Demikian juga jika menggunakan media
elektronik, kecuali televisi dan slide suara (sound slide).
Setelah media yang dipilih sesuai dengan
kepentingan, langkah berikutnya adalah persiapan khusus bagi kegiatan tatap
muka. Fasilitas yang aharus dipersiapkan adalah kepastian waktu, tempat atau
ruang kegiatan, dan sarana lain yang dipandang perlu.
Pembiayaan
pun harus dipersiapkan pada tahap ini.
2).
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini petugas humas melaksanakan
kegiatan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan diusahakan dapat terlaksana.
Pesan hendaknya disampaikan dengan baik, baik menggunakan media atau tidak.
Demikian pula waktu, tempat, atau sarana penunjang yang ada harus dimanfaatkan
dengan efektif dan efisien.
3).
Tahap Pengecekan Tanggapan Masyarakat
Pada tahap ini petugas humas berusaha
mengetahui dengan pasti apakah kegiatan yang telah dilakukan mendapat tanggapan
dan sambutan positif dari masyarakat? Tanggapan tersebut dapat disampaikan
secara langsung maupun tidak langsung. Tanggapan tersebut dapat berbentuk
dukungan moral, bantuan tenaga dan pemikiran, atau mungkin bantuan materi.
4).
Tahap Penilaian dan Pengontrolan Hasil
Pada tahap ini petugas melakukan evaluasi
pencapaian maksud dan ytujuan kegiatan humas yang baru dilaksanakan. Tolok ukur
yang digunakan ialah rumusan tujuan yang telah dibuat pada tahap persiapan.
Apabila tidak terdapat penyimpangan
tujuan, kegiatan huas dapat dikatakan berhasil. Dengan perkataan lain, akan
tampak seberapa besar partisipasi, pengertian, dukungan, bantuan, dan kerjasama
yang ditimbulkan masyarakat terhadap instansi atau lembaga bersangkutan. Jadi,
melalui pengamatan yang cermat petugas humas dapat melakukan pengontrolan hasil
kegiatan.
5).
Tahap Pemberian Saran kepada Pimpinan
Berdasarkan simpulan yang ditarik dari tahapan
keempat, petugas humas wajib melaporkan semua kegiatan yang telah dilaksanakan
kepada pimpinan. Laporan itu dilengkapi dengan saran, anjuran, imbauan, atau
rekomendasi tindak lanjut yang harus
dilakukan pimpinan instansi sehubungan dengan persoalan yang sedang dihadapi.
Melalui asas tersebut, hubungan intern antara petugas humas dan atasannya,
terutama hubungan langsung atau tatap muka, dituntut dapat berjalan lancar
tanpa hambatan.
Penutup.
Hubungan masyarakat di lembaga pendidikan anak usia dini
relatif sama dengan pelaksanaan di lembaga pendidikan lainnya. Tidak terdapat
perbedaan yang mendasar dalam pelaksanaannya. Pada lembaga pendidikan anak usia
dini, dukungan orang tua dan masyarakat cenderung cukup menonjol. Hal itu
beralasan karena lembaga pendidikan anak usia dini banyak tersebar hingga
pelosok masyarakat. Kondisi ini merupakan sebuah keuntungan sekaligus peluang
untuk memaksimalkan dukungan masyarakat bagi pengembangan lembaga pendidikan
anak usia dini. Orang tua memiliki ekpektasi yang cukup tinggi untuk kemajuan
anak-anaknya. Potensi inilah yang harus ditangkap oleh pihak lembaga pendidikan
anak usia dini. Bentuk-bentuk hubungan masyarakat tergantung pada beberapa hal, antara lain:
1.
Lokasi lembaga pendidikan anak usia dini
2.
Potensi masyarakat setempat
3.
Dukungan dari orang tua siswa
4.
Dukungan pemerintah setempat
5.
Kemampuan lembaga pendidikan anak usia dini
untuk menangkap peluang dan mengembangkannya.
Kegagalan
pelaksanaan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat seringkali disebabkan
oleh ketidaksiapan lembaga pendidikan untuk mengikuti dinamika perkembangan
masyarakat yang semakin maju. Bentuk dukungan masyarakat saat ini cukup
bervariasi sehingga memerlukan kreativitas untuk mengembangkan dukungan
tersebut.
Daftar
Pustaka
Cece Wijaya. dkk. (1992). Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan
Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Depdiknas. (2003). LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan). Jakarta: Depdiknas.
Direktorat
Tenaga Kependidikan. (2007). Bahan Diklat
Kepala Sekolah. Jakarta: Depdiknas
Ruslan
Rosady. (2007). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
0 comments:
Post a Comment