BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji
bagi Allah yang telah memberikan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan mudah dan lancar.
Tak lupa shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepad junjungan kita nabi agung Muhammad SAW yang kita
nantikan safaatnya pada hari kiamat kelak.
“Ini jenis buku yang bikin candu !
saya tak mampu berhenti membalik halaman sampai tamat” demikian testimoni
A.Fuadi,penulis Negri 5 Menara,tetapi berbeda dengan testimoniku, “novel yang
membangkitkan semangatku untuk mengejar cita-cita yang aku idamkan ketika aku
bangkit dari asa ketidakpastian beberapa tahun silam”.
Untuk menyelesaikan makalah ini
dalam waktu dua minggu tidaklah cukup bagi saya namun terlepas dari itu semua
bahwa keyakinan untuk dapat menyelesaikan adalah tugas dan tanggung jawab
menjadi pemicu yang menggerakan mindset dalam otak ini sehingga tercapailah
sebuah maklah sederhana ini.
Tentu semua hal yang kita lakukan
terdapat sedikit atau bahkan mungkin banyak coretan yang belum mampu saya
hapus,maka sebuah kritik dan saran yang membangun akan sangat saya harapan guna
perbaikan di masa mendatang.Selamat bernostalgia dengan buku “Sepatu Dahlan !”.
BAB II
LATAR
BELAKANG
Potret dunia
pendidikan yang hari ini masih banyak menuai kontrofersial yang tak berujung
dan belum menemui titik terang tentang kejelasan sistem pendidikan di negri
ini.banyak peraturan yang berbelit-belit atau bahkan mengekang pendidikan itu
sendiri sehingga sulit untuk berkembang ke arah yang diharapkan.
Kualitas
pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara
lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia
(Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian
pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa
indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di
dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998),
dan ke-109 (1999).
Menurut
survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia
berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia
(2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan
ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari
lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai
pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Dasar yang dibuat untuk bukti
penguat tentang sistem pendidikan tidak kurang diterbitkan ,salah satunya
Seperti tercantum didalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31
ayat 1 dan Undang-Undang
Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab
III ayat 5 dinyatakan
bahwa setiap warganegara mempunyai kesempatan yang sama
memperoleh pendidikan.
Pasal 28
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Secara
Tegas telah mengatur Penyelenggaraan PAUD, sebagai Berikut:
(1) Pendidikan
anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
(2)Pendidikan anak usia dini dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau
informal.
(3) Pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal berbentuk taman kanakkanak (TK), raudatul
athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
(4) Pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain
(KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
(5) Pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga
atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
(6) Ketentuan mengenai pendidikan anak
usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat(2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Sebenarnya
undang-undang tersebut hanya sebagai landasan akan tetapi untuk penerapan
dilapangan belum sepenuhnya sesuai dengan harapan.Banyak TK yang belum memenuhi
standar untuk dikatakan standar untuk dikatakan sebagai TK kreatif atau TK yang
mampu membangun kreatifitas anak.
Misalkan dari segi tenaga pengajar juga belum memadai
yang dikatakan bahwa seorang pengajar mampu memberikan contoh yang nyata bagi
anak TK.
Dan juga masih banyal lagi PR yang harus dibenahi
ketika kita menengok ke ranah yang lebih dalam mengenai TK.
BAB III
PENGERTIAN
KRETIVITAS MENURUT PARA AHLI
1.
Kreativitas adalah suatu proses
yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek
dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978)
2.
Proses kreatif sebagai “ munculnya
dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu
pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain
pihak”(Rogers,1982)
3.
Guilford (1986) menekankan
perbedaan berfikir divergen ( disebut juga berfikir kreatif) dan berfikir
konvergen.
Berfikir Divergen
: bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap
suatu persoalan/ masalah.
Berfikir
Konvergen: sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat
terhadap suatu persoalan atau masalah
Dalam pendidikan
formal pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan
berfikir divergen.
4.
Torrance (1979) menekankan adanya
ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi
5.
“Kreativitas merupakan sifat
pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat social yang dihayati oleh
masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang
baru (Selo Soemardjan 1983)
6.
Sedangkan menurut
james C. Colemon dan coustance L, Hammen (1974 : 452 ), yang diungkap kembali
oleh Jalaludin Rahmad, berfikir kreatifadalah ” Thingking which produces new
methods, new concepts, new understanding, new invention, new work of art ”Jadi
dari bebrapa pengertian-pengertian diatas dapat di simpulkanbahwa, kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk meghasilkankomposisi, produk atau gagasan apa
saja yang pada dasarnya baru, dansebelumnya tidak dikenal pembuatnya
Sedangkan kreativitas
menurut saya adalah suatu aksi yang mampu mengubah sesuatu menjadi lebih dari
sekedar sesuatu yang biasa.
CIRI PENGEMBANGAN
KREATIVITAS ALA NOVEL SEPATU DAHLAN
o
Jangan karena mimpi belum tercapai lantas berputus asa
“Tak ada salahnya bermimpi punya sepatu ,tapi jangan karena mimpi itu
belum tercapai lantas kamu putus asa” tutur ibu dahlan
o
Pengorbanan untuk cita-cita
“Bertahun-tahun dia(kadir) merawat domba kesayangannya ,domba jantan
yang selalu menang setiap diadu,terpaksa dia relakan demi memenuhi cita-cita
sederhana ,sebuah gitar meskipun bekas.
o
Kalau tidak ada guru
berusahalah sendiri.
Peristiwa ini terjadi ketika pelajaran olahraga kosong ,kadir dan
dahlan bernyanyi riang bersama dibawah pohon trembesi dengan dendangan lagu
beban kasih asmara.lalu mereka ditegur oleh Ustaz Ilham “kalau tidak ada guru
,berusahalah sendiri .Belajar tidak harus dibawah sorotan mata guru,disiplin
itu lahir dari kemauan dan kesungguhan bukan dari peraturan atau ketegasan guru
dalam menegakannya”.
o
Harus punya yel-yel atau
penyemangat diri
Ketika pertandingan persahabatan melawan Aliyah ,semangat membara dan
yel-yel ya,“pe-es-em” selalu menyatu dalam jiwa mereka sehingga saat finalpun
yel-yel itu terbawa yang membangkitkan semangat tim boal voli tsanawiyah Takeran”
o
Kreativitas harus diasah
Menjadi pemain bola voli yang hebat tentu harus banyak berlatih ,ya
dahlan dan teman-temanya melatih bola voli bukan dengan passing,smash,block
akan tetapi kegiatn rutinitas juga melatih untuk emnjadi pemain bola voli yang
hebat, seperti yang mereka lakukaan yaitu beradu kerbau,renang dan sebagainya.
o
Keyakinan yang kuat untuk mencapai
cita-cita
Air putih yang hanya dibacakan doa mampu menyembuhkan rasa sakit pada
kaki,tidak lain adalah karena adanya keyakinan demikian juga dengan cita-cita
,bila kitayakin maka suatu hal akan menjadi sangat mungkin.
o
Bermimpi tiada henti
Dahlan selalu mengingat apa yang ia cita-citakan dalam setiap
aktivitasnya yaitu keinginan mempunyai sepatu dan sepeda.
Lalu bagiamana kaitanya jika kita mengambil
makna yang terkandung dalam trilogi novel sepatu dahlan untuk diterapkan dalam
sekolah atau lebih tepatnya kita terapkan kepada anak didik kita terutama anak
TK.
Tidak mustahil bila cara tersebut dapat
ditanamkan sejak dini dan bila perlu sedini mungkin,itu semua tergantung dari
guru tersebut mau menerpakn konsep tersbut atau tidak.
Dan yang perlu diperhatikan bahwa itu semua
hanyalah sebuah teori yang memungkinkan keberhasilan apabila teori tersebut
melekat dan di barengi dengan aksi.
Banyak permainan atau cara yang digunakan
untuk mengajarkan kepada anak ,bisa melalui metode ceramah ,bermain
,bercerita,tepuk dan sebagianya tanpa anak menyadari bahwa teori tersebut
secara tidak sengaja telah diajarkan.
Tetapi prinsip yang harus dipegang adalah
tidak dengan memaksa anak untuk menjadi anak yang kreativ akan tetapi guru
hanya sekedar mengarahkan dan membimbing dengan konsep “bermain sambil belajar
belajar seraya bermain”.
Insyallah jika dengan penerapan tersebut maka
dapatlah terwujud siswa yang berjiwa kreativ sesuai dengan harapan dan dapat
mewujudkan cita-citanya.Tetapi yang terpenting dari itu semua adalah adanya doa
dan tekad yang kuat untuk mewujudkan itu.
Salam sukses dan kreativ.
DAFTAR
PUSTAKA
§
Novel Sepatu Dahlan
§
Bahan ajar
semester 1 dan 2 kurikulum pendidikan ,STPI
Bina Insan Mulia Yogyakarta
0 comments:
Post a Comment